AMATEUR

giveup

Retak

Pijak Jendral membawanya menuju teritori Mayor. Tidak ada Hakam yang terpindai oleh retinanya ketika ia mengetuk pelan dan membuka pintu selayaknya kamar sendiri. Ia hanya menemukan Mayor yang tengah makan di meja belajarnya, seraya menonton video ASMR di youtube.

Read more...

Mention of pet death, bittersweet (again)


Bonbon

Mayor tidak mengingat kapan tepatnya awal mula Jendral menjadi seseorang yang memasung emosi. Hanya menumpahkan keberagamannya di hadapan Mayor.

Read more...

Non linear narrative, friendship, hurt comfort, slight codependency mayjen


Hakam, Jendral dan Mayor

Hakam pertama kali bertemu Jendral ketika ia berkunjung ke rumahnya.

Akhir pekan itu biasa saja, tidak ada yang spesial pula dengan diri Jendral saat mereka berjabat tangan, ayah mereka berlalu begitu saja untuk mengobrol karena sudah lama tak bersua, ia duduk di samping Jendral yang mulai memainkan nintendo-nya lagi. Hakam sesekali melirik pada layar kecil yang menampilkan piksel gim yang Jendral mainkan, ia punya nintendo yang serupa hanya berbeda warna casing.

Read more...

kissing scene, bittersweet (again)


Kamar

Jendral menatap ranjang milik Mayor lamat-lamat seolah ia tengah menelitinya.

Ranjang Mayor berukuran single size seperti ranjang di asrama pada umumnya, dan tidak ada perbedaan dengan miliknya yang berada di kamar; yang ia bagi dengan Yoga—kecuali balutan seprai yang dikenakan. Namun ia tetap meniliknya seperti tengah berada di ujung tanduk untuk mengambil keputusan.

Read more...

Additional Tags: bitter sweet, i guess.


Mayor Rajabuming

Terdapat bunyi nyaring mesin mobil yang masuk ke pekarangan rumahnya ketika Jendral tengah berkutat dengan debu di rak buku. Ia menarik helai tirai yang menutup jendela, menemukan sebuah kendaraan roda empat yang familiar dalam memorinya terparkir di sana. Pintu belakang alat transportasi itu dibuka, memunculkan sosok yang sudah menjadi bagian hidup Jendral lebih dari setengah umurnya.

Read more...

Pulang

Nagara ditarik oleh Riza karena sang ibu menelepon untuk mengajaknya bermain ke Bandung seperti semester sebelumnya — yang mana membuat pemuda itu berkicau seperti merpati karena ibunya tampak lebih sayang Nagara daripada Riza anaknya. Kedua pemuda itu pergi lebih dulu setelah memeluk Jendral satu persatu, melirik sinis pada satpam penjaga yang menyangka mereka ingin kabur dari asrama. Keduanya berjalan pelan hingga menghilang di kelokan yang dihalangi oleh wisma tinggi khusus pengunjung.

Read more...